dari note Romo Hudoyo Hupudio
http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest¬e_id=384616375754#!/notes/hudoyo-hupudio/j-krishnamurti-bab-2-identifikasi/384261711639
Bab 2 - Identifikasi
Mengapa Anda mengidentifikasi diri dengan sesuatu yang lain, dengan  sebuah kelompok, dengan sebuah negara? Mengapa Anda menamakan diri  seorang Kristen, Hindu, Buddhis,atau mengapa Anda termasuk salah satu  sekte yang tak terhitung jumlahnya? Secara religius atau secara politis,  orang mengidentifikasi diri dengan kelompok ini atau itu melalui  tradisi atau kebiasaan, melalui dorongan, prasangka, peniruan dan  kemalasan. Identifikasi ini mengakhiri semua pemahaman kreatif; lalu  orang menjadi sekadar alat di tangan ketua partai, pemuka agama atau  pemimpin yang disukai.
Tempo hari ada orang berkata, ia seorang "penganut Krishnamurti",  sementara si anu termasuk kelompok lain. Sementara ia berkata demikian,  ia sama sekali tidak menyadari implikasi dari identifikasi ini. Ia juga  tidak sentimental atau emosional mengenai hal ini; malah sebaliknya, ia  jernih dan pasti.
Mengapa ia menjadi "pengikut Krishnamurti"? Sebelumnya ia mengikuti  orang lain, masuk banyak kelompok dan organisasi yang melelahkan, dan  akhirnya mendapati dirinya mengidentifikasi dengan orang ini. Dari apa  yang dikatakannya, tampaknya perjalanannya telah selesai. Ia telah  mengambil sikap, dan itulah akhirnya; ia telah memilih, dan tidak apa  pun yang dapat menggoyahkannya. Sekarang ia akan menetap dengan nyaman  dan dengan penuh semangat akan mengikuti apa yang telah dikatakan dan  yang akan dikatakan.
Bila kita mengidentifikasi diri dengan orang lain, apakah itu tanda  cinta? Apakah identifikasi menyiratkan bereksperimen? Bukankah  identifikasi mengakhiri cinta dan eksperimen? Sesungguhnya identifikasi  berarti memiliki, penguatan kepemilikan; dan kepemilikan mengingkari  cinta, bukan? Memiliki berarti merasa aman, kepemilikan berarti  pertahanan, membuat diri kita tak mudah terluka. Di dalam identifikasi  terdapat perlawanan, entah kasar entah halus; dan apakah cinta itu  sebentuk perlawanan untuk melindungi-diri? Adakah cinta bila terdapat  pertahanan?
Cinta mudah terluka, lentur, cenderung menerima; itu bentuk kepekaan  tertinggi, sedangkan identifikasi menghasilkan ketidakpekaan.  Identifikasi dan cinta tidak bisa berada bersama-sama, oleh karena yang  satu menghancurkan yang lain. Identifikasi pada dasarnya adalah proses  pikiran, yang dengan itu batin mengamankan dan meluaskan dirinya, dan di  dalam menjadi sesuatu ia harus melawan dan bertahan, ia harus memiliki  dan membuang. Di dalam proses menjadi ini, batin atau diri tumbuh  menjadi lebih kuat dan lebih trampil; tetapi ini bukan cinta.  Identifikasi menghancurkan kebebasan; dan hanya di dalam kebebasan  mungkin terdapat kepekaan dalam bentuk tertinggi.
Untuk bereksperimen, apakah perlu ada identifikasi? Tidakkah tindakan  identifikasi itu sendiri mengakhiri penyelidikan, mengakhiri penemuan?  Kebahagiaan yang dihasilkan oleh kebenaran tidak mungkin ada bila tidak  ada eksperimentasi di dalam penemuan-diri. Identifikasi mengakhiri  penemuan; itu adalah bentuk lain dari kemalasan. Identifikasi adalah  pengalaman tangan kedua, dan oleh karena itu sepenuhnya palsu.
Untuk mengalami, semua identifikasi harus berakhir. Untuk bereksperimen,  tidak boleh ada ketakutan. Ketakutan menghalangi pengalaman.  Ketakutanlah yang menyebabkan identifikasi – identifikasi dengan orang  lain, dengan sebuah kelompok, dengan sebuah ideologi/agama, dan  sebagainya. Ketakutan harus melawan, menekan; dan dalam keadaan  pertahanan-diri, bagaimana mungkin menjelajah di laut tanpa peta?  Kebenaran dan kebahagiaan tak mungkin datang tanpa menempuh perjalanan  ke dalam liku-liku diri. Anda tak mungkin berjalan jauh bila Anda  membuang sauh. Identifikasi adalah tempat berlindung. Sebuah tempat  berlindung membutuhkan proteksi; dan apa yang dilindungi akan segera  hancur. Identifikasi mendatangkan kehancuran pada dirinya sendiri; dan  oleh karena itu terdapat konflik terus-menerus di antara berbagai  identifikasi.
Semakin kuat kita bergulat membela atau melawan identifikasi, semakin  kuat perlawanan terhadap pemahaman. Jika orang sadar akan seluruh proses  identifikasi, entah di luar entah di dalam, jika orang melihat bahwa  perwujudan di luar diproyeksikan oleh tuntutan di dalam, maka ada  kemungkinan penemuan dan kebahagiaan. Ia yang telah mengidentifikasi  diri tak akan pernah mengenal kebebasan, yang hanya di dalam itu seluruh  kebenaran muncul.
[Dari: Bab 2, "Commentaries on Living", jilid 1, oleh J Krishnamurti]
