Rabu, 21 April 2010

Identifikasi

dari note Romo Hudoyo Hupudio

http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest&note_id=384616375754#!/notes/hudoyo-hupudio/j-krishnamurti-bab-2-identifikasi/384261711639

Bab 2 - Identifikasi

Mengapa Anda mengidentifikasi diri dengan sesuatu yang lain, dengan sebuah kelompok, dengan sebuah negara? Mengapa Anda menamakan diri seorang Kristen, Hindu, Buddhis,atau mengapa Anda termasuk salah satu sekte yang tak terhitung jumlahnya? Secara religius atau secara politis, orang mengidentifikasi diri dengan kelompok ini atau itu melalui tradisi atau kebiasaan, melalui dorongan, prasangka, peniruan dan kemalasan. Identifikasi ini mengakhiri semua pemahaman kreatif; lalu orang menjadi sekadar alat di tangan ketua partai, pemuka agama atau pemimpin yang disukai.

Tempo hari ada orang berkata, ia seorang "penganut Krishnamurti", sementara si anu termasuk kelompok lain. Sementara ia berkata demikian, ia sama sekali tidak menyadari implikasi dari identifikasi ini. Ia juga tidak sentimental atau emosional mengenai hal ini; malah sebaliknya, ia jernih dan pasti.

Mengapa ia menjadi "pengikut Krishnamurti"? Sebelumnya ia mengikuti orang lain, masuk banyak kelompok dan organisasi yang melelahkan, dan akhirnya mendapati dirinya mengidentifikasi dengan orang ini. Dari apa yang dikatakannya, tampaknya perjalanannya telah selesai. Ia telah mengambil sikap, dan itulah akhirnya; ia telah memilih, dan tidak apa pun yang dapat menggoyahkannya. Sekarang ia akan menetap dengan nyaman dan dengan penuh semangat akan mengikuti apa yang telah dikatakan dan yang akan dikatakan.

Bila kita mengidentifikasi diri dengan orang lain, apakah itu tanda cinta? Apakah identifikasi menyiratkan bereksperimen? Bukankah identifikasi mengakhiri cinta dan eksperimen? Sesungguhnya identifikasi berarti memiliki, penguatan kepemilikan; dan kepemilikan mengingkari cinta, bukan? Memiliki berarti merasa aman, kepemilikan berarti pertahanan, membuat diri kita tak mudah terluka. Di dalam identifikasi terdapat perlawanan, entah kasar entah halus; dan apakah cinta itu sebentuk perlawanan untuk melindungi-diri? Adakah cinta bila terdapat pertahanan?

Cinta mudah terluka, lentur, cenderung menerima; itu bentuk kepekaan tertinggi, sedangkan identifikasi menghasilkan ketidakpekaan. Identifikasi dan cinta tidak bisa berada bersama-sama, oleh karena yang satu menghancurkan yang lain. Identifikasi pada dasarnya adalah proses pikiran, yang dengan itu batin mengamankan dan meluaskan dirinya, dan di dalam menjadi sesuatu ia harus melawan dan bertahan, ia harus memiliki dan membuang. Di dalam proses menjadi ini, batin atau diri tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih trampil; tetapi ini bukan cinta. Identifikasi menghancurkan kebebasan; dan hanya di dalam kebebasan mungkin terdapat kepekaan dalam bentuk tertinggi.

Untuk bereksperimen, apakah perlu ada identifikasi? Tidakkah tindakan identifikasi itu sendiri mengakhiri penyelidikan, mengakhiri penemuan? Kebahagiaan yang dihasilkan oleh kebenaran tidak mungkin ada bila tidak ada eksperimentasi di dalam penemuan-diri. Identifikasi mengakhiri penemuan; itu adalah bentuk lain dari kemalasan. Identifikasi adalah pengalaman tangan kedua, dan oleh karena itu sepenuhnya palsu.

Untuk mengalami, semua identifikasi harus berakhir. Untuk bereksperimen, tidak boleh ada ketakutan. Ketakutan menghalangi pengalaman. Ketakutanlah yang menyebabkan identifikasi – identifikasi dengan orang lain, dengan sebuah kelompok, dengan sebuah ideologi/agama, dan sebagainya. Ketakutan harus melawan, menekan; dan dalam keadaan pertahanan-diri, bagaimana mungkin menjelajah di laut tanpa peta? Kebenaran dan kebahagiaan tak mungkin datang tanpa menempuh perjalanan ke dalam liku-liku diri. Anda tak mungkin berjalan jauh bila Anda membuang sauh. Identifikasi adalah tempat berlindung. Sebuah tempat berlindung membutuhkan proteksi; dan apa yang dilindungi akan segera hancur. Identifikasi mendatangkan kehancuran pada dirinya sendiri; dan oleh karena itu terdapat konflik terus-menerus di antara berbagai identifikasi.

Semakin kuat kita bergulat membela atau melawan identifikasi, semakin kuat perlawanan terhadap pemahaman. Jika orang sadar akan seluruh proses identifikasi, entah di luar entah di dalam, jika orang melihat bahwa perwujudan di luar diproyeksikan oleh tuntutan di dalam, maka ada kemungkinan penemuan dan kebahagiaan. Ia yang telah mengidentifikasi diri tak akan pernah mengenal kebebasan, yang hanya di dalam itu seluruh kebenaran muncul.

[Dari: Bab 2, "Commentaries on Living", jilid 1, oleh J Krishnamurti]